Jika kita
berbelanja diswalayan atau supermarket bahkan warung-warung pasti kita akan
menemukan makanan atau minuman yang tersedia dalam kemasan kaleng. Mulai dari berbagai macam minuman
seperti minuman berkarbonasi, minuman isotonik, minuman penambah energi, kopi,
susu, sampai minuman beralkohol semua dikemas dalam kemasan kaleng. Tidak hanya
minuman saja yang dikemas dengan kaleng namun ada juga makanan yang dikemas
dengan kaleng seperti permen, kreripik, kue, sarden, tuna, kornet dan masih
banyak lagi yang lain seperti semprotan pembasmi serangga, cairan-cairan kimia
juga ada yang dikemas dengan kaleng.
Sejarah
ditemukannya kaleng sebagai wadah atau tempat penyimpanan makanan itu dimulai
dari kekalahan bala tentara Kaisar Napoleon dalam revolusi Perancis pada tahun
1795, yang mana kekalahan yang terjadi diakibatkan karena kekurangan bahan
makanan atau makanan yang layak untuk dikonsumsi. Dulu persediaan bahan makanan
para tentara hanya disimpan dalam karung dan peti yang terbuat dari kayu
sehingga mudah terkena matahari dan pengaruh dari luar. Oleh sebab itu bahan
makanan itu menjadi gampang membusuk dan tidak layak untuk dikonsumsi. Akibat
yang ditimbulkan adalah penyakit yang menyerang para tentara, sehingga terpaksa
mundur kembali ke Perancis dari dataran Eropa Timur.
Mengetahui
hal tersebu seoranf ilmuan bernama Nicholas
Alpert berhasil menemukan suatu teknologi untuk mengawetkan makanan dalam
jangka waktu yang lama. Penemuan tersebut tercipta setelah Alpert melakukan
percobaan selama 14 tahun. Melalui penemuanya tersebut maka Alpert memenangkan
sayembara tentang cara pengawetan makanan yang diadakan oleh Kaisar Napoleon. Penemuannya
tersebut terbuat dari botol kaca yang disumbat dengan kayu pada lubang masuknya
sehingga makanan yang ada didalamnya tidak terpengaruh oleh udara dari luar,
menjadikan makanan tersebut awet dalam waktu tertentu.
Namun pada
tahun 1810 seorang indusriawan bernama Peter
Duran, mematenkan penemuannya dalam hal kemasan yang kedap udara terbuat
dari logam tipis, yang mana tidak akan mudah terlepas dibanding dengan
penemuannnya Nicholas Alpert. Peter menyimpulkan bahwa “ Makanan yang tersimpan dalam tempat yang hampa udara (kedap udara) maka
akan menjadi tahan lama”. Penemuan inilah yang menjadi awal teknologi
kemasan makanan yang dinamanakan kemasan kaleng.
Sampai saat
ini kaleng masih mendominasi dalam penggunaan sebagai pengemasan hasil produksi
dibanding dengan kemasan lain, terutama pada industri makanan. Secara umum
kaleng merupakan suatu wadah atau tempat pembungkus.
Tetapi secara spesifik
mempunyai arti yang cukup luas. Fungsi kaleng dapt dijabarkan menjadi 3 yaitu :
- Kaleng sebagai sarana pelindung
Suatu
hasil produksi memerlukan pelindung dari bahan pengemasanya terhadap pengaruh dari
luar maupun dari dalam kaleng. Sehingga pada saat akan dikonsumsi produk
tersebut masig dalam keadaan baik dalam pengertian makanan tersebut layak untuk
dikonsumsi dan aman bagi konsumen.
2. Kaleng
sebagai sarana promosi dan komunikasi
Ini
merupakan kelebihan kaleng dibanding dengan kemasan jenis lain, kaleng dapat
diberi dekorasi atau gambar untuk mempromosikan produk yang dikemas
didalamnya,sehingga menimbulkan daya tarik yang cukup besar bagi para calon
pembeli atau konsumen.sedang fungsinya sebagai sarana komunikasi tertuang
didalam petunjuk cara pemakaian,bahan baku pembuatanya,tanggal produksi dan
tanggal kadaluarsanya,sehingga konsumen tahu semua informasi produk tersebut.
3. Sarana penghematan
Untuk menekan biaya produksi kaleng dapat diandalkan dalam hal
menekan biaya tranportasi dan penyimpanan.dalam bentuk dan volume kaleng bisa
memuat lebih bila dibandingkan dengan kemasan lainnya.Jumlah maupun frekuensi
kerusakan yang disebabkan dalam penanganan bongkar muat relatif lebih kecil.
Jenis kemasan
kaleng dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Kaleng 2 piece dan Kaleng 3 piece.
Kaleng 2
piece hanya terdiri dari 2 bagian utama yaitu tutp atas(top end) dan body yang
menyatu dengan bagian bawahnya.Sedangkan kaleng 3 piece terdiri 3 bagian
utamanya yaitu tutup atas,body,tutup bagian bawah.
Kaleng
merupakan teknologi pengemas hasil produksi entah itu makan minuman atau hasil
produksi yang lain yang sangat mendominasi dibandingkan kemasan lain.Kaleng
juga dapat didaur ulang sehingga sampah kaleng sebaiknya dikumpulkan untuk
proses kembali menjadi bahan baku pembuata kaleng.Jadi kaleng juga ramah
terhadap lingkungan.
Muslim Budi Prasetyo.
Saya lebih prefer menggunakan kertas sebagai media Dus Makanan. Lebih aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.
ReplyDeleteternyata kemasan makanan banyak juga yah gan.
ReplyDeletenice info makasih yah kak
ReplyDeleteElever