Skip to main content

Nasib Hutan Bakau Di Jawa Tengah


   Siapa yang tidak tahu provinsi yang berada ditengah pulau jawa. Semua pasti tahu provinsi Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan, serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa. Terdapat berbagai budaya dan kesenian yang terdapat didalamnya. Namun sekarang kita tidak akan membahas tentang budaya maupun kesenian yang terdapat dipulau jawa melainkan yang akan kita bahas adalah menganai lingkungan yang terdapat dipulau jawa terutama didaerah pesisir atau daerah tepi pantai jawa tengah. Ternyata banyak sekali tejadi kerusakan lingkungan ditepi pantai terutama pada hutan mangrove yang berfungsi sebagai meredam erosi dan abrasi air laut.


   Tingkat abrasi pantai di empat Kabupaten/Kotadi wilayah pantai utara (pantura) Provinsi Jawa Tengah kian mengkhawatirkan. Keempat daerah tersebut meliputi Kabupaten Demak, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kota Semarang. Jika abrasi pantai ini tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan akan mengakibatkan dampak lingkungan dan sosial yang lebih parah. Karena pantai menjadi sumber penghidupan sebagian warga yang tinggal di daerah tersebut. Dari 95.000 hektar kawasan hutan bakau di Provinsi Jawa Tengah, 61.000 hektar di antaranya masuk kategori rusak berat. Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan menjadi areal industri, tambak, pertanian, serta permukiman.

   Dari data Dinas Kehutanan Jateng, terdapat 14 kabupaten/kota yang kawasan hutan bakaunya masuk kategori rusak berat, yakni Kabupaten Cilacap, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, serta Kota tegal, Pekalongan, dan Semarang. Dari 14 daerah tersebut, kerusakan hutan bakau paling luas terjadi di Kabupaten Pati, yakni 17.000 hektar. Kerusakan hutan bakau di Kabupaten Demak juga cukup luas, mencapai 8.600 hektar. Dengan tingkat kerusakan hutan bakau yang sangat tinggi menimbulkan berbagai macam bencana diantaranya bencana banjir,erosi dan abrasi yang disebabkan oleh air laut. Indonesia sendiri, berdasarkan Indeks Risiko Dunia ini berada di peringkat ke-33 dengan nilai 10,74%. Meskipun begitu Indonesia masih termasuk negara berisiko tinggi terhadap berbagai bencana alam seperti banjir, gempa bumi, erosi, kenaikan air laut, abrasi pantai, dan badai..

   Ekosistem mangrove sangat penting, selain berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut juga mempunyai andil dalam perubahan iklim melalui penyerapan emisi CO2, keterlibatan masyarakat untuk merawat sangat penting, bahkan pihak swasta juga didorong untuk terlibat dalam program ini. Keberadaan hutan mangrove sangat penting, selain sebagai penyerapan polutan, juga melindungi pantai dari abrasi, meredam ombak, arus serta menahan sedimen, disamping itu juga mangrove dapat meredam air lautr pasang yang mengakibatkan rob serta tempat berkembang biaknya biota laut, menjaga agar garis pantai tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi, Menahan badai/angin kencang dari laut, menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru, menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar, dan mengolah limbah beracun, serta penghasil O2 dan penyerap CO2.

   Mengingat pentingnya hutan bakau maka untuk memperbaiki ekosistem hutan bakau, pemerintah telah merehabilitasi sejumlah kawasan hutan bakau di Jawa Tengah. Pada tahun 2007, telah dianggarkan dana dari Departemen Kehutanan sebesar Rp 3 juta per hektar, untuk merehabilitasi sekitar 5.000 hektar lahan bakau. Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menggalakkan penanaman kembali hutan mangrove yang telah rusak. Sejak tahun 2003 hingga 2009 telah melakukan penanaman mangrove untuk rehabilitasi dan mitigasi wilayah Mangrove sebanyak 1,4 juta batang pohon, yaitu 1,15 juta batang untuk rehabilitasi kawasan pesisir dan 263,5 ribu batang untuk mitrigasi wilayah pesisir sehingga secara keseluruhan wilayah pesisir telah direhabilitasi seluas 280,1 hektar. “Untuk tahun 2008-2009, pemerintah sedang mendorong rehabilitasi secara swadaya oleh masyarakat supaya mereka memiliki kesadaran mengenai pentingnya hutan bakau.


Sumber :
















Comments

Popular posts from this blog

Macam - macam Tang (Pliers)

Macam-macam Tang atau Pliers Alat perkakas atau handtool satu ini sudah tidak asing lagi baik orang bengkel atau bahkan orang yang dirumahpun pasti pernah menggunakan tang. Tang ( plier ) adalah alat yang terdapat 2 penjepit ( jaws ) pada ujungnya yang berfungsi sebagai penjepit suatu benda, bisa juga digunakan untuk memotong atau membentuk kawat atau plat yang tipis ( bending ). Pliers terbagi dalam berbagai jenis dan bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing, beberapa diantaranya adalah: 1. Combination pliers Jenis ini pada bagian rahang atau jaw -nya dapat diatur sesuai dengan  dimensi benda (sampai batas tertentu). Alat ini bisa digunakan untuk menjepit benda dan bisa juga untuk memotong kawat.                         2. Diagonal cutting pliers Pada bagian jaw jenis ini terdapat sisi potong yang sangat berguna untuk memotong kawat-kawat baja ataupun plat-plat tipis. 3. Long-round nose pliers Jenis ini mempunyai bentuk jaw yang memanjang dan t

Mencari nilai P diketahui G dan mencari A diketahui G

Dalam mata kuliah Ekonomi Teknik maka kita akan diajarkan untuk menghitung nilai uang untuk masa sekarang atau masa yang akan datang, metode penghitungannyapun beragam salah satunya yang akan kita bahas dibawah ini A. Hubungan antara P dengan G Dalam metode ini kita dapat menghitung nilai sekarang dari sebuah investasi dengan adanya cash flow baik benefit ataupun cost yang akan didapat dikemudian tahun selama masa investasi tersebut dilakukan.  Untuk dapat memahaminya lebih baik langsung saja kami berikan contoh soalnya. 1. Pabrik kaleng berhasil menjual produknya mencapai 45 0 juta rupiah per tahun, ke depan direncanakan kenaikan penjualan kaleng rata-rata akan mencapai 25 juta rupiah per tahun. Jika suku bunga berjalan rata-rata 5% /tahun, hitunglah nilai ekuivalen Presentnya (P) ditahun ke-10 ? Jawab : Diketahui : A = 450 Juta G = 25 Juta I = 10% n = 5 ditanya : P = ? penyelasaian : P = P1 + P2    = A (P

Sejarah Kaleng Sebagai Teknologi Pengemasan Makanan

Jika kita berbelanja diswalayan atau supermarket bahkan warung-warung pasti kita akan menemukan makanan atau minuman yang tersedia dalam kemasan  kaleng. Mulai dari berbagai macam minuman seperti minuman berkarbonasi, minuman isotonik, minuman penambah energi, kopi, susu, sampai minuman beralkohol semua dikemas dalam kemasan kaleng. Tidak hanya minuman saja yang dikemas dengan kaleng namun ada juga makanan yang dikemas dengan kaleng seperti permen, kreripik, kue, sarden, tuna, kornet dan masih banyak lagi yang lain seperti semprotan pembasmi serangga, cairan-cairan kimia juga ada yang dikemas dengan kaleng. Sejarah ditemukannya kaleng sebagai wadah atau tempat penyimpanan makanan itu dimulai dari kekalahan bala tentara Kaisar Napoleon dalam revolusi Perancis pada tahun 1795, yang mana kekalahan yang terjadi diakibatkan karena kekurangan bahan makanan atau makanan yang layak untuk dikonsumsi. Dulu persediaan bahan makanan para tentara hanya disimpan dalam karung dan peti y